Pulau Bali merasakan peningkatan suhu udara yang cukup signifikan seiring dengan terjadinya fenomena Hari Tanpa Bayangan. Kondisi ini dirasakan oleh sebagian besar wilayah Bali pada Jumat, 2 Mei 2025, sekitar pukul 12.30 WITA, saat Matahari tepat berada di zenit atau titik tertinggi di langit. Fenomena Hari Tanpa Bayangan ini secara langsung mempengaruhi intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, sehingga menyebabkan suhu udara terasa lebih panas dari biasanya.
Menurut data dari Stasiun Klimatologi BMKG Wilayah III Denpasar, suhu udara maksimum yang tercatat di beberapa wilayah Bali pada hari ini mencapai 34 derajat Celsius. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata suhu maksimum harian pada periode yang sama. Peningkatan suhu ini sangat terasa terutama saat Hari Tanpa Bayangan mencapai puncaknya, di mana bayangan benda tegak akan tampak menghilang karena Matahari berada tepat di atasnya.
“Kami merasakan panas yang menyengat sekali siang ini. Biasanya memang panas, tapi hari ini terasa lebih terik,” ujar Made Wirawan (35 tahun), seorang warga Denpasar, saat ditemui di tengah aktivitasnya. Fenomena Hari Tanpa Bayangan ini memang merupakan siklus astronomi tahunan yang terjadi dua kali dalam setahun di wilayah khatulistiwa dan sekitarnya, termasuk Indonesia. Saat Matahari berada di deklinasi yang sama dengan lintang geografis suatu tempat, maka pada saat tengah hari Matahari akan berada tepat di atas kepala pengamat.
Meskipun fenomena Hari Tanpa Bayangan ini merupakan kejadian alamiah dan tidak berbahaya, peningkatan suhu yang menyertainya perlu diwaspadai. Pihak BMKG mengimbau masyarakat Bali untuk menghindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari, terutama antara pukul 11.00 hingga 14.00 WITA, guna menghindari risiko dehidrasi dan heatstroke. Selain itu, masyarakat juga dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi air putih dan menggunakan pakaian yangLonggar serta berwarna cerah.
Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kesehatan juga telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak peningkatan suhu udara. Beberapa langkah pencegahan seperti menyediakan air minum yang cukup, mengedukasi masyarakat tentang gejala heatstroke, dan mengoptimalkan pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit telah dipersiapkan. Fenomena Hari Tanpa Bayangan yang menyebabkan suhu Bali terasa semakin panas ini diperkirakan akan berlangsung beberapa hari ke depan seiring dengan pergerakan semu Matahari.