Bali, pulau dewata yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya, kini menghadapi tantangan serius akibat lonjakan kunjungan wisatawan. Peningkatan drastis jumlah turis dalam beberapa waktu terakhir menimbulkan kekhawatiran akan risiko overtourism Bali, yang dapat mengancam kelestarian lingkungan, infrastruktur, dan kualitas hidup masyarakat lokal.
Data dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali per April 2025 menunjukkan peningkatan signifikan jumlah wisatawan mancanegara dan domestik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama terasa di destinasi populer seperti Kuta, Seminyak, Ubud, dan Canggu. Meskipun memberikan dampak positif terhadap pendapatan daerah, risiko overtourism Bali semakin nyata terlihat.
Kronologi peningkatan kunjungan turis Bali secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:
- Pasca Pandemi COVID-19 (2022-2023): Pelonggaran pembatasan perjalanan internasional secara bertahap memicu peningkatan kedatangan turis.
- Awal 2024 – Saat Ini (April 2025): Promosi pariwisata gencar dan kembalinya penerbangan internasional secara normal menyebabkan lonjakan signifikan jumlah wisatawan.
- Puncak Musim Liburan (Periode tertentu): Tingkat hunian hotel dan kepadatan di tempat wisata mencapai titik tertinggi, memicu kekhawatiran risiko overtourism Bali.
Dampak risiko overtourism Bali mulai dirasakan dalam berbagai aspek. Kemacetan lalu lintas semakin parah, terutama di kawasan selatan Bali. Volume sampah meningkat signifikan, melebihi kapasitas pengelolaan yang ada. Tekanan terhadap sumber daya alam seperti air bersih juga semakin besar. Selain itu, beberapa pihak mengkhawatirkan hilangnya keaslian budaya Bali akibat komersialisasi pariwisata yang berlebihan.
Pemerintah Provinsi Bali dan berbagai pihak terkait tengah berupaya mencari solusi untuk mengatasi risiko overtourism Bali. Beberapa langkah yang dipertimbangkan antara lain pembatasan kuota wisatawan di area tertentu, peningkatan infrastruktur yang berkelanjutan, promosi pariwisata yang lebih bertanggung jawab, dan pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata.
Menyadari ancaman risiko overtourism Bali, Pemerintah Provinsi Bali dan berbagai pihak terkait tengah berupaya mencari solusi berkelanjutan. Wacana pembatasan kuota wisatawan di area sensitif, investasi pada infrastruktur yang ramah lingkungan, promosi pariwisata berkualitas dan bertanggung jawab, serta pemberdayaan masyarakat lokal menjadi beberapa opsi yang sedang digodok. Upaya kolektif diperlukan untuk memastikan Bali tetap menjadi destinasi impian tanpa mengorbankan keindahan alam dan warisan budayanya.